Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Selamat Datang Pengalaman.

Hari ini akan berakhir dalam beberapa jam lagi. Bukan saja berganti hari. Esok, tahun juga akan berganti.  Sudah banyak hal yang telah terjadi. Entah itu hal yang memang diinginkan atau sama sekali tidak pernah dibayangkan. Satu tahun begitu cepat berlalu. Padahal, rasanya aku baru merasakan tahun 2018 yang sangat unforgettable kemarin.  Ini sudah satu tahun. Bukan sebulan dua bulan. Tapi kenapa ingatanku hanya penyesalan. Telah banyak kebahagiaan. Telah banyak pertemuan. Tidak banyak perpisahan. Tapi kenapa ingatanku hanya kesedihan?

Kamu Butuh Bahagia

Barangkali kita semua selalu disibukkan dengan pemikiran, Bagaimana caranya membuat orang lain bahagia? Bagaimana caranya untuk selalu memberikan kesan positif kepada tiap orang? Bagaimana caranya membuat orang lain percaya bahwa kita baik-baik saja? Tapi seringkali kita lupa, Bagaimana memahami maunya diri ini. Bagaimana memahami perasaan diri sendiri dengan mengesampingkan orang lain terlebih dahulu. Lalu bagaimana jadi manusia dan bagaimana cara memanusiakan orang lain?

Pertemuan Pertama

Aku takut terjatuh dalam jerat yang aku buat sendiri Bagaimana kalau aku benar-benar jatuh cinta? Pertemuan pertama membuat aku semakin menggila Terdengar sekali tawamu dalam pendengaran Terbayang sekali raut wajah bahagiamu dalam penglihatan Apa ini cinta atau ilusi semata? Aku coba pejamkan mata Lalu hanya kamu yang aku temui di dalamnya.

Satu Tahun Kerja di OutSourcing

Dua bulan yang lalu. Gue berpikir cukup lama, menimbang satu, dua dan beberapa hal lainnya. Pada akhirnya gue memutuskan : Gue engga bisa stay di sini. Mungkin bulan depan bisa jadi bulan terakhir. Gue mau cabut. *** Pemikiran gue yang merupakan hasil melihat dari berbagai sudut pandang itu, akhirnya gue utarakan. Sebelumnya, gue mencoba konsultasi dengan keluarga, terlebih kedua orangtua. Bersyukurnya orangtua gue adalah orangtua yang menjatuhkan segala keputusan itu sama anaknya sendiri. Mereka bilang “Kamu yang jalanin dan kamu yang merasakan. Ikutin kata hati kamu”.

Aku Salah dan Mengaku Kalah.

Aku kira aku sudah baik baik saja. Aku kira aku sudah terlupa. Aku kira dengan jarak serta tidak adanya komunikasi, akan mempermudah proses memperbaiki hati yang patah ini. Nyatanya, aku salah menduga. Aku tidak mengira akan sekuat ini rasa yang aku miliki. Entah aku yang bodoh atau kamu yang memang terlalu pintar. Siang itu, hanya aku satu-satunya di dalam ruang kerja. Perasaanku baik-baik saja sedari pagi. Hingga tiba, di saat aku terdiam. Kamu hadir dalam lamunan. Sungguh, aku tidak mengerti. Parahnya, air mataku malah mengalir begitu saja, jelas tanpa kusadari, pipiku sudah basah karna dirimu. Satu tahun lebih sudah berlalu begitu saja. Kau pun sudah bahagia dengan pasanganmu. Sedang aku harus teringat lagi tentang dirimu yang rasanya kau pun tak ingin mengingatku. Aku mengaku kalah. Ternyata hanya egoku yang menentang aku tidak sesakit ini. Aku kira aku akan kuat, tapi kenyataan malah sebaliknya. Aku lemah, sangat lemah. Melihatmu, memandangi foto karyamu, membaca...

di hidup ini, kemana kamu akan pergi?

Belum lama ini, gue membuat satu tweet yang merupakan tumpahan isi kepala gue yang beberapa hari ini sungguh mengusik. Lebih tepatnya, itu pertanyaan kepada diri sendiri yang sampai saat ini mungkin gue juga belum bisa menjawabnya. "di hidup ini, kemana kamu akan pergi?" Pertanyaan gue pun bisa mengarah ke beberapa sudut. Pergi. Apa sih sebenarnya definisi pergi? yang gue tau, pergi adalah meninggalkan suatu tempat menuju tempat lain dengan beragam cara. Balasan dari tweet gue juga beragam, memang sedikit, tapi gue bisa belajar dari tujuan orang lain. Terlepas dari becanda atau tidak, gue paham, bahwa  fokus orang itu berbeda.  Ada seseorang yang sampai saat ini tidak bisa lepas dari kata seandainya, ada yang masih terjerat dalam ketidakrelaan dengan keadaan yang sekarang, sehingga dia ingin perginya adalah kembali pada masa lalu. Merancang masa yang dulu untuk menjadi masa depan yang lebih layak daripada masa sekarang yang dia rasakan. Memang itu mengada-ngada,...

Cerita Kamu yang Kesekian

Habis sudah masa kita. Masa di mana bertukar kasih dalam cerita.  Pertemuan pertama yang jauh dari ekspetasi bersama. Malah menimbulkan kata jarak di dalamnya.  Seringkali kita dengar, jangan pernah menaruh harap kepada seseorang. Sudah kuingat dan aku bertekad. Tapi entah kenapa sulit sekali tak menaruh harapan atas waktu yang sering kita habiskan. Mulanya hanya berbincang-bincang, tapi kemudian timbullah pemikiran-pemikiran atas perasaan yang bernama harapan. Jangan salahkan aku. Dan jangan salahkan dirimu. Semua kita jalani penuh bahagia. Semua kita jalani tanpa ada pemikiran lain setelahnya.  Maka hari ini mungkin aku mulai harus menerima. Tidak boleh protes. Kamu hanya teman berbagiku. Teman nyaman dan teman takut. Bukan teman yang memberi harap.  Teruntukmu, aku ingin mengatakan terima kasih banyak atas waktu yang telah kau habiskan bersamaku. Atas beratus atau beribu kilobait yang dihabiskan bersamaku. Atas ingatan-ingatan yang kau kembalik...

Kerja Pertama Cuma Sebulan

Ini tulisan pertama di tahun 2019. Gue ingin berbagi pengalaman bagaimana pertama kali gue masuk ke dunia yang orang-orang bilang, paling kejam. Lebih menyusahkan dibandingkan skripsian dan lebih banyak mendapatkan problem dibandingkan kegiatan organisasi di kampus. Setelah wisuda agustus kemaren gue engga langsung balik ke Bogor, gue menghabiskan beberapa hari di Jatinangor buat nunggu ijazah dkk. Biar pas balik ke Bogor gue udah dalam keadaan siap buat nyari kerja. Setelah urusan selesai di sana, gue langsung balik dan kayanya cuma seminggu jadi pengangguran. Alhamdulilah gue dapet panggilan kedua buat wawancara dan langsung kerja. Pertama kali interview itu karna gue pernah ikut expo bursa kerja di Bogor Trade Mall. Gue sempet kaget juga besoknya di telpon terus dikirim email buat jadwal dan persyaratan apa yang harus dibawa pas interview. Sebelum interview gue biasanya search dulu nih, ini perusahaan bidang apa dan kaya gimana. Perusahaan yang manggil gue itu ternyata peru...

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah Aku Seegois Ini?

Perasaan Semu

SayHay