Melepaskan Kebiasaan

Melepaskan sesuatu itu emang engga gampang, apalagi kebiasaan. Tapi kalo kalian punya tekad yang kuat dan lebih memikirkan impian, maka lambat laun hanya tinggal sebuah pencapaian.

Halo my blog! gue udah lama ngga berkunjung dan nulis diary di sini.

Penelitian gue udah kelar awal maret ini. Untungnya gue baru terkena sakit setelahnya. Dan gue paling benci yang namanya sakit. Oke ini akan gue bahas nanti. Pencapaian yang gue bilang di atas, itu adalah keputusan gue untuk menghentikan chat intensif dengan lawan jenis yang berurusan dengan perasaan. Overall gue bilang kalo "gue mau fokus". Ini bukan sebuah alibi ya, tapi emang bener adanya. 

Sebelum-sebelumnya gue hidup dalam status single, tapi gue engga pernah kesepian untuk sekedar berbagi kabar dengan seseorang. Entah kenapa, selalu saja ada orang yang pergi dan datang secara bergiliran. Gue heran, tapi ya begitulah takdir, dan gue engga tau harus bersyukur atau engga akan hal itu.

Alasan gue sendiri memutuskan untuk berhenti chattingan dengan beberapa orang temen baik gue itu karena kemauan gue sendiri, engga ada puss dari siapapun. Selain itu, tujuan gue dengan seseorang ini selalu saja berbeda. Gini, ketika lo ditanya tujuan lo chattingan sama dia secara intensif buat apa atau kenapa? ya bisa jadi karena lo baper sama dia, lo mau perhatiin dia dan dapet perhatian dari dia, mau jadi pacar dia, atau mau serius ke jenjang pernikahan sama dia. Dari semua itu gue ngga punya tujuan. Gue nyaman. Itu doang. Dan gue cuma mau dia jadi teman chattingan yang engga perlu memusingkan mau dibawa kemana atau apalah itu.

Jadi, ketika lawan jenis lo itu mulai mendistract lo dengan ketentuan yang aneh-aneh dan mengharuskan lo untuk selalu ada kabar dan mengharuskan lo untuk menjaga jarak dengan teman-teman lelaki lo yang padahal lo sendiri mikir, why not? Jujur gue risih. Maka, gue males dan engga mau ambil pusing. Penelitian cukup menguras pikiran dan tenaga, gue engga butuh seseorang untuk hadir dan lebih menguras itu.

Umur gue sekarang 21 tahun. Gue rasa kalian bisa mengatakan gue aneh dengan keinginan gue cuma sekadar punya teman chat tanpa ada kejelasan. Yang jelas gue suka hal itu. Gue tipe orang yang emang sulit banget berkomitmen. Pernah ada yang bilang ke gue, kesalahan terbesar sifat gue adalah terlalu gampang bikin orang lain nyaman. Sampai detik ini, gue masih belum bisa ubah itu. Padahal sifat itulah yang kadang menjauhkan gue dengan orang-orang yang secara pribadi naksir sama gue. Tapi dimana letak kesalahan kalo gue humble? Haruskah gue hidup dengan kaku dan berjalan lurus tanpa menengok kanan kiri, tanpa menyapa satu dua orang yang gue kenal? Gue akan lebih memilih say goodbye daripada begitu. Gue ya gue. Ini sifat gue yang sebenernya belum ada yang bisa nerima ini ketika ada seseorang yang sedang pedekate sama gue. Selalu pupus di tengah jalan. Gue beranggapan, karena mereka engga benar-benar sayang.

Dan melepaskan kebiasaan itu, udah gue lakukan seminggu lebih. Gue menjalani keseharian gue dengan benar-benar berbeda dari yang kemaren, terutama ketika penelitian kelar dan gue punya waktu luang yang bener-bener bingung mau dipake buat apa. Di luar kegiatan kampus atau hangout sama temen / sahabat, waktu gue berada di kosan adalah sebuah kerisauan, apa yang harus gue lakukan? Maka gue mulai terkena virus drama korea. Tapi ini beneran ngebantu gue banget untuk tidak memikirkan kata "kesepian". Setiap hari selalu ada episode episode yang gue lahap. Tapi gue bukan tipe orang yang addict dengan itu, gue masih bisa mengontrol. Setiap hari selalu ada jatah untuk nonton. Dan selalu ada kegiatan lain di luar itu tiap harinya. Novel yang udah gue baca juga gue baca ulang, ini karena udah lama gue engga memperbaharui koleksi buku gue. Selain itu, gue sibuk nulis, to do list apa aja yang mau gue lakuin nanti atau gue mau kemana. Beberapa kali nyoba ngelamar kerja (tapi belum ada panggilan panggilan) dan gue belajar kembali dunia corel, ini cukup menguras waktu tapi seru abis. Semua itu engga bad life banget ko.

Mungkin perasaan kesepian kaya gitu cuma sebagai masa peralihan aja. Masa dimana, tadinya gue mikir "Apa perlu gue chat lagi temen baik gue itu?" ya bisa aja, tapi emang lo engga punya malu apa udah bilang mau fokus, pernah nyuruh dia pergi karena lo mungkin engga bisa ngejaga perasaan dia, bilang kalo dia akan ganggu pikiran lo, rasanya gue masih punya gengsi untuk ngechat duluan.

Jangan heran emang, ketika kata kesepian itu hinggap di suatu waktu lo sedang bingung mau ngapain. Plis, jangan berkhayal dengan kata andaikan.. andaikan.. andaikan.. itu malah akan merusak pikiran dan waktu lo. Gue bukan tipe orang yang senang menyendiri sebenernya, gue punya banyak temen dan sahabat. Tapi semua emang beda. Temen atau sahabat lo itu engga akan ada yang bisa nemenin lo setiap detik atau selalu berkabar atau selalu perhatian sama lo. Engga! ini engga mudah tapi juga engga sulit.
Pilihan adalah pilihan. Ini udah terlanjur gue pilih. Sekarang hati gue bener-bener bersih. Kalo ditanya, apa kabar hati lo? Ada siapa di sana? I dont know, my heart is empty zone. Kesendirian gue hanya ditemani dengan drama korea, radio, novel, belajar bahasa inggris dan list-list di buku gue.

Sebenernya, gue cukup lelah sama orang yang selalu mengobral dusta. Gue rasa, letak kesalahan adalah keinginan. Terlalu kuat nafsu yang sulit dikendalikan. Atau harapan-harapan yang selau jauh dari kenyataan. Beberapa kali gue mengalami hal yang engga enak, dan gue bisa bilang kalo gue engga rela cuma ngeliat punggung yang selalu menjauh dan kemudian menghilang. Berkeinginan akan ada yang menghadap ke depan dan mengarah maju ke arah gue. Selalu bertahan. Berusaha mendobrak pintu hati gue yang keras. Lalu membuktikan soal kesungguhan. Itu yang bener gue ingin liat. Seseorang yang mau ada disaat gue bener-bener up dan down dalam hidup. Seseorang yang selalu berusaha buat gue bahagia. Tidak hanya sebuah gombalan. Maka di saat yang tepat, keinginan itu akan menuju kenyataan.

Untuk sejauh ini, gue rasa, gue udah cukup berhasil membuat kebiasaan gue itu hilang perlahan-lahan. Dan dalam setiap waktu itu, gue rasa itu adalah waktu dimana gue bisa lebih memanfaatkannya, bisa mengembangkan potensi dalam diri gue, dan gue bisa lebih mengarahkan mimpi-mimpi gue tanpa harus berkeluh kesah tak ada orang yang spesial. Karena yang spesial itu adalah diri lo sendiri. Yang jelas fokuslah dalam suatu pencapaian yang ingin lo capai. Jangan memusingkan hal yang engga pernah buat lo berkembang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah Aku Seegois Ini?

Perasaan Semu

SayHay