Lewat Foto.

Beberapa foto ini adalah hasil jepretan gue sendiri. Foto ini mengandung cerita yang berbeda-beda. Setiap sudutnya, setiap objeknya, dan setiap lokasinya. Lewat foto tergambar jelas suatu peristiwa. Lewat foto yang sengaja diambil itu, karena ada yang mau mengingatnya. Dan lewat foto, segalanya bisa diabadikan maknanya. 

Sore itu, hanya terlihat rumput hijau yang berkamuflase menjadi putih. Sejauh mata memandang hanya terlihat jelas kapuk yang bertebaran. Langit cerah hari itu ada di Taman koleksi depan bangunan pascasarjana Institute Pertanian. Dan sebuah kendaraan roda dua aku temukan terdiam penuh keanggunan.

Sepeda Biru, di Taman Koleksi Bogor.


Bagi mereka, ini mungkin biasa. Tapi berkeliling kota bersama cerita sejarah dari pemandu itu menyenangkan sekali!

Unchal, di Bogor.

Menariknya, foto adalah tempat berhenti untuk memulai suatu cerita.

Kamu, di Balai Kota Bogor.

Pilihan untuk terkoneksi dan menjadikan hidup memiliki banyak koneksi itu diperlukan.
Jangan menyendiri jika tidak mau hidup sepi.

Koneksi Ideal, di Perpusnas.

Agaknya, mengenal budaya sama dengan mengenal bangga.

Bacaan Lintas Budaya, Perpusnas.

Proses mengenal termasuk proses menyendiri dengan beragam pemikiran yang tidak pernah sendiri.

Ruang Peristiwa Membaca, di Perpusnas.

Selalu lancar juga termasuk masalah. Tapi tidak pernah berjalan, itu sumber masalah.

Kemacetan Jalan, di Kota Bogor.

Selalu ada tempat bagi orang yang terus mencari.

Menara Mesjid, di Jakarta.

Kadang, aku ingin hidup menjadi air. Tidak lelah untuk terus mengalir.

Bebek Danau, di Cifor.

Langit seakan peduli dan mengetahui apa yang terjadi. Padahal biru tidak pernah abadi.

Langit Pagi, di Sentul.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah Aku Seegois Ini?

Perasaan Semu

SayHay