di hidup ini, kemana kamu akan pergi?
Belum lama ini, gue membuat satu tweet yang merupakan tumpahan isi kepala gue yang beberapa hari ini sungguh mengusik. Lebih tepatnya, itu pertanyaan kepada diri sendiri yang sampai saat ini mungkin gue juga belum bisa menjawabnya.
Pertanyaan gue pun bisa mengarah ke beberapa sudut. Pergi. Apa sih sebenarnya definisi pergi? yang gue tau, pergi adalah meninggalkan suatu tempat menuju tempat lain dengan beragam cara. Balasan dari tweet gue juga beragam, memang sedikit, tapi gue bisa belajar dari tujuan orang lain. Terlepas dari becanda atau tidak, gue paham, bahwa fokus orang itu berbeda.
Ada seseorang yang sampai saat ini tidak bisa lepas dari kata seandainya, ada yang masih terjerat dalam ketidakrelaan dengan keadaan yang sekarang, sehingga dia ingin perginya adalah kembali pada masa lalu. Merancang masa yang dulu untuk menjadi masa depan yang lebih layak daripada masa sekarang yang dia rasakan. Memang itu mengada-ngada, tapi apa salah bahwa itu adalah keinginannya perihal pergi?
Itu tidaklah salah. Tidak salah untuk menciptakan sebuah keinginan yang bahkan dia sendiri tau itu tidak akan pernah terjadi. Membahagiakan diri dengan pemikiran-pemikiran impossible juga perlu lho.
Balasan lainnya, ada yang bilang bahwa Ia ingin pergi ke hati yang tidak sama lagi. Kalau ini, gue paham sudutnya. Konteksnya adalah kisah percintaan. Kepergiaan ini menjadi sebuah harapan besar baginya untuk melupakan. Mungkin dia terjebak dengan perasaan yang terlanjur sayang. Tapi ada beberapa faktor yang mengharuskan dia untuk pergi ke lain hati, tapi ada faktor lain pula yang menahannya untuk pergi. Ah pergi, memang salah satu cara untuk membuka dunia baru yang diharapkan tidak sama lagi dengan yang lalu. Semoga bisa mendapatkan pergimu ya.
Terakhir, balasan yang gue bahas adalah, pergi ke tempat aku kembali dan menuju illahi. Ini menyangkut soal keyakinan. Pada hakikatnya memang benar, manusia diciptakan hanya untuk beribadah dan diberikan waktu untuk itu, jika waktunya sudah selesai. Maka setiap orang pasti akan pergi dari dunia menuju akhirat. Tidak salah, itu jawaban yang benar sekali. Dari tanah dan akan menjadi tanah lagi. Allahu'alam.
Dan sekarang, kemana gue akan pergi? kemana gue akan berlabuh dalam kepergian gue tersebut. Gue rasa, pergi memang kata yang bisa digunakan untuk berbagai macam keadaan, maka sudut yang dibentuk pun bisa beragam. Pergi adalah tujuan. Bagaimana tujuanmu dalam hidup? itu yang sebenernya gue tanyakan. Kemana semua ujungnya lelah ini, kemana pergi itu membawa gue. Sejauh apa? sebaik apa orang-orangnya? gue sangat penasaran sampai ketakutan. Ada beberapa list gue untuk pergi, mana yang akan gue dahulukan atau mana dulu yang mau menjadi percobaan? jika tidak sesuai, gue akan menangis dan ingin kembali. Egois memang. Jangan diikuti. Tapi ya, ini cuma harapan.
Gue kadang pengen seperti Gitasav yang bilang "hiduplah tanpa GPS" entah kenapa gue lemah sekali karena menjalani hidup yang kadang harus diatur terlebih dahulu. Katanya, jalani aja dulu, bagaimana ke depannya akan selalu ada jalan. Tapi diri gue yang lain mengatakan, gue harus punya tujuan agar tidak bimbang di jalan, gue tidak ingin mengecewakan orang sekitar. Sampai saat ini pun, pergiku masih berubah-ubah. Tertahan ketakutan membayangkan hal apa yang akan terjadi kedepan. Ah, padahal Tuhan tidak pernah tidur dan Maha Baik terhadap umatnya.
Maka mari kita menyederhakan keinginan, apa yang sebenarnya dibutuhkan? lalu kesanalah gue akan pergi.
Oke. Selamat mencari pergi, Selamat berpergian!
Komentar
Posting Komentar