Kalian Bukan Ekspektasiku
Hidup selama 24 tahun ini, membuat gue mulai mengurangi harapan-harapan yang nanti akan terhenti di jalan atau berubah karna suatu hal yang tidak pernah gue duga. Kurang lebih tiga bulan lalu, satu keinginan gue setelah dapat kerja yaitu untuk belajar bahasa inggris di tempat kursus dapat terwujud. Kabar baiknya, gue dikasih tahu seorang teman yang memang juga mau mendaftar juga, bahwa ada sebuah tempat les yang sangat terjangkau dari segi harga, jaraknya juga tidak begitu jauh, akhirnya gue yakin untuk daftar. Setiap minggu satu kali, di hari sabtu. Itu jadwal yang gue ambil untuk kelas basic. Walaupun gue enggak selalu hadir tiap minggu, entah itu karna jadwal kerja gue yang mengharuskan sabtu untuk bekerja, atau hanya karena ada sebuah acara yang tidak bisa gue tinggal.
Pertama kali masuk kelas, ada dua orang perempuan yang tidak gue kenali, namanya Putri dan Natsu. Gue berkenalan, mereka welcome menerima dan bertukar cerita, seperti memberitahu tempat tinggal dan pekerjaan mereka. Beberapa lama setelahnya, Thamya -teman SMP dan SMA gue yang sekarang juga menjadi tempat les gue, kita memang cukup lama kenal dan berteman, datang ikut bergabung. Kemudian ada Ica, anak yang baru lulus SMA, masih berjuang untuk kuliah sejarah islam, dan pastinya dia anggota termuda di kelas. Lalu ada seorang laki-laki, namanya Ulum, seangkatan sama gue, seorang konsultan di sebuah perusahaan kontruksi, anaknya terlihat pendiam, tapi lama-lama sifat aslinya mulai terlihat, seperti lawakan yang dilontarkannya dalam setiap pertemuan. Itulah kami, enam orang pertama dalam kelas pertama di bulan Desember, terasa canggung tapi masih nyaman. Terlihat sekali semuanya masih meraba-raba. Tapi tekun mendengar dan mencoba memahami apa yang diajarkan oleh guru kami, yang masih muda juga, namanya Tama. Asik, berbaur, mencairkan suasana, dan pastinya sangat pintar dalam mengajar.
Minggu kedua, Ulum tidak lagi menjadi anggota laki-laki sendiri di kelas. Laki-laki yang ternyata guru sejarah, ikut bergabung bersama kami, namanya Fajar. Ka Fajar hadir dan menambah warna dalam kelas. Semangat belajarmya patut dtiru. Kadang kami kebingungan karena dia selalu mengucapkan vocab yang asing untuk didengar. Maka bukan lagi enam orang, kami bertujuh berkenalan lalu duduk bersama di kelas basic untuk belajar. Telat datang, sudah menjadi permasalahan bersama. Setiap minggunya, selalu ada satu atau dua orang yang tidak bisa bergabung. Beberapa minggu diajar Tama kami semakin nyaman, tapi sayangnya Tama diterima kerja di luar dan harus diganti oleh Mister Yuda yang tidak kalah seru dan menyenangkan. Hingga akhirnya kami semua bertemu bersama di final exam di bulan februari. Time passes quickly.
Dari minggu ke minggu rasanya kami semakin menyatu, semakin mengenal, semakin tidak malu untuk belajar dan bertanya apapun, semakin seru membahas suatu hal, kelas semakin ramai penuh canda tawa, semakin menyemangati satu sama lain, maka adanya perpisahan ini menjadi kesedihan bersama, karena setelah ini ada beberapa yang memang tidak bisa melanjutkan ke kelas selanjutnya. Setelah semua beres exam, kami masih duduk melingkar di luar kelas, di lantai dua. Kami sepakat, besok kami akan pergi main bersama ke Taman Bunga Nasional, untuk merayakan kebersamaan kami yang akan usai.
Seharian tidak terasa memang, kita berkeliling taman yang sepi dan sedikit terik karena kita sampai di sana setelah dzuhur, lalu kita nyasar dan kesal karena mencari jalan keluar di labirin, tapi melihat ica yang berlarian mencari jalan keluar dan tentu menemukannya sambil berteriak kencang, kita tertawa bersama hahaha, lalu kita foto-foto tentunya, makan cemilan, dan cerita-cerita soal kehidupan (ini yang paling seru). Hari itu, gue merasa sangat bersyukur telah mengenal mereka. Gue tidak pernah berekspektasi bahwa teman les akan menjadi sedekat ini, karena gue pikir, kita hanya sekumpulan orang yang enggan meluangkan waktu untuk bermain bersama, karena kita sibuk kerja, jadi ya pertemuan hanya sebatas di kelas. Belum lagi kita punya grup bersama yang akan mempermudah kita berkomunikasi bahasa inggris tanpa dicela, malah saling mengkoreksi. Ah, bahagia memang. Terima kasih teman-teman. Hari esok, gue akan memulai kelas baru, walau masih ada beberapa orang yang sama, tapi sepertinya gue tidak ingin berekspektasi lagi. Gue akan menanti kisah seru apa yang akan terjadi.
Seharian tidak terasa memang, kita berkeliling taman yang sepi dan sedikit terik karena kita sampai di sana setelah dzuhur, lalu kita nyasar dan kesal karena mencari jalan keluar di labirin, tapi melihat ica yang berlarian mencari jalan keluar dan tentu menemukannya sambil berteriak kencang, kita tertawa bersama hahaha, lalu kita foto-foto tentunya, makan cemilan, dan cerita-cerita soal kehidupan (ini yang paling seru). Hari itu, gue merasa sangat bersyukur telah mengenal mereka. Gue tidak pernah berekspektasi bahwa teman les akan menjadi sedekat ini, karena gue pikir, kita hanya sekumpulan orang yang enggan meluangkan waktu untuk bermain bersama, karena kita sibuk kerja, jadi ya pertemuan hanya sebatas di kelas. Belum lagi kita punya grup bersama yang akan mempermudah kita berkomunikasi bahasa inggris tanpa dicela, malah saling mengkoreksi. Ah, bahagia memang. Terima kasih teman-teman. Hari esok, gue akan memulai kelas baru, walau masih ada beberapa orang yang sama, tapi sepertinya gue tidak ingin berekspektasi lagi. Gue akan menanti kisah seru apa yang akan terjadi.
Komentar
Posting Komentar