Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Redupnya Senja

Penuh gairah langkahan kaki Aku menyeka keringat yang terkumpul di dahi Bangunan tinggi ini sejak lama sudah menjadi saksi Aku yang di sini Menanti sang sosok alami Hari ini, pagi yang ditemani Surya hanya diam Seakan sudah melihat secara dalam Gairahku perlahan menjadi penuh pertimbangan Aku terus berjalan Menyusuri jalan yang berbatuan Jalan yang kadang berisi kegelapan Tapi kenikmatan luar biasa yang aku rasakan Tak banyak yang aku lakukan setelah sampai Lantas mensinergiskan pikiran dan perasaan Sebentar lagi waktunya tiba Keindahan yang aku usahakan Keindahan yang aku dambakan Senjaku datang tak membawa hujan Tergores senyum dalam diri, tapi tak lebar Keindahan senja itu, terhalang keindahan yang belum kurasakan Senja yang aku nanti sejak lama Aku biarkan meredup dan menjadi hilang

Hadiah Terbesar di Perantauan

Halo penduduk bumi yang sedang tentram di sana! Aku tak bosan-bosan memanggilmu, menyapamu, dan bertanding kata denganmu. Tapi itu dulu, sebelum dunia lain yang kau pilih telah membawamu pergi dariku. Pada awalnya, kita sama-sama menyadari bahwa hubungan ini akan berbeda dari biasanya setelah kita sudah menemukan dan memilih pilihan yang tepat. Kini, aku hanya sedang bernostalgia. Peristiwa-peristiwa lampau yang kita miliki telah menarikku memasukinya untuk kesekian kalinya.

Pilih Apa?

Dalam hidup, pilihan adalah sebuah kewajaran. Ketika kita disodorkan sebuah pilihan, hendaklah tentukan dengan segala kebijakan. Kebijakan tersebut bukan hanya datang dalam satu bidang. Perhitungan terbesar haruslah mengacu dalam satu pedoman yang harus kita pegang.

Untuk yang sedang bahagia (3)

Sebuah ungkapan yang keluar bersama angin Bisakah ku tarik kembali? Awan itu menertawakanku sekarang Aku sendirian Sepi bersama sendu Menangisi kepergianmu Aku hanya bisa diam Lantas menantimu bersama rindu

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah Aku Seegois Ini?

Perasaan Semu

SayHay