Pilih Apa?


Dalam hidup, pilihan adalah sebuah kewajaran. Ketika kita disodorkan sebuah pilihan, hendaklah tentukan dengan segala kebijakan. Kebijakan tersebut bukan hanya datang dalam satu bidang. Perhitungan terbesar haruslah mengacu dalam satu pedoman yang harus kita pegang.
Sebuah aturan agama. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash:
Rasulullah Shalallahu Aalaihi Wassallam bersabda:
“Di antara kebahagiaan manusia adalah menentukan pilihannya dengan Allah dan diantara kebahagiaan manusia adalah keridhoanya pada apa yang Allah tentukan. Dan di antara tanda kesengsaraan manusia adalah ia meninggalkan Allah dalam pilihannya. Dan di antara tanda kesengsaraan manusia adalah kemarahaannya pada apa yang Allah tetapkan atas dirinya” (HR. Imam Ahmad )
Dalam hadist tersebut disinggung masalah mengenai kebahagiaan. Pilihan yang hendak kita pilih haruslah membuat ketenangan dalam hati dan meredamkan nafsu diri. Jauh dari segala hal yang menentang hukum Allah tentunya. Lihat pula potensi diri sanggup tidaknya menerima hal tersebut dan perhatikan sekeliling, akan terjadi apa atau bagaimana reaksinya. Tidak bisa dipungkiri bahwa baik dampak positif maupun negatif pasti terjadi. Tapi jika kita sudah menentukan pilihan, yakinkan diri untuk terus dalam kebahagiaan melakukannya. Terpenting lagi jangan lupa untuk selalu mengucapkan ‘Bismillah’ untuk memulai sesuatu. Jangan takut untuk melangkah, percaya diri lah! Karena itu merupakan poin terpenting dalam sebuah kehidupan dan modal penting juga dalam memilih sebuah pilihan. Tapi jangan lupa percaya diri sebenarnya mirip dengan obat, yang kalau kebanyakan malah menimbulkan kebahayaan. Pakai sesuai porsinya saja agar tidak menyakitkan.
Perlu digarisbawahi ketika kita sudah memilih satu pilihan, maka tidak berarti pilihan lain tidak penting. Bukan. Segala hal tersebut sudah sangat penting jika sudah menjadi salah satu opsi dalam sebuah pilihan.

Jadi kita harus pilih apa? Pilihlah pilihan yang tak hanya bawa perasaan, tapi pikirkan pula keridhoan Allah, keadaan, serta kesanggupan diri dan tentunya harus lepas dari sebuah keegoisan dan juga keemosian belaka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah Aku Seegois Ini?

Perasaan Semu

SayHay