Bolehkah Aku Seegois Ini?
Botol minum di meja sudah tinggal kemasan. Aku sibuk bercerita, sedang kamu mengiyakan. Anehnya, mulutku seakan berbusa tak mau dibasuh. Emosiku stabil atau kadang juga menggetir. Aku lupa bagaimana harimu yang mungkin juga berat, tapi seakan ringan menjadi pendengar yang mudah memberikan tanggapan. Aku mengekpresikan apapun yang terlintas di pikiran. Banyak hal yang tak jadi pertimbangan, langsung aku utarakan. Termasuk bagaimana keadaanmu yang tak bisa aku kendalikan. Tutur cerita yang aku anggap biasa, bisa jadi kamu tak setuju. Sifat yang aku kira wajar, bisa jadi kamu tau bahwa itu tidak perlu. Keanehan lainnya, bagaimana aku jadi mudah menangis di sampingmu? Tidakkah kamu malu? Tak ada lagi tangisan yang akan pantas dilihat, kecuali hanya saat aku duduk bersamamu. Walaupun aku tau kamu sedang kalut, aku masih memperdebatkan perasaan ingin tau, tapi juga tak ingin tau. Bolehkah aku segois ini untuk meminjam dirimu dalam kondisi baik-baik saja? Bolehkah aku segois ini untuk te...