Dua Puluh Enam - Tujuh
Setahun berlalu tanpa tulisan. Bukan lupa, ini adalah sebuah kesengajaan. Aku terlalu larut menikmati tahun kemarin. Menelan semua bahagia dan sedih dalam satu waktu. Menggigit harapan yang belum juga terwujud. Kadang tarikan bersedih diriku memang lebih kuat, tapi beruntungnya aku selalu dikelilingi orang-orang yang mau menarikku untuk terus berada di daratan kebahagiaan untuk menginjak bumi dan tidak lupa bahwa banyak hal yang patut kita syukuri. Begitu juga tahun ini.
Waktu memang cepat berlalu, kadang juga sangat pelan sehingga detik satu menuju detik selanjutnya terasa sangat lama dan menyesakkan. Apalagi jika ujian datang di saat aku sendiri masih tenggelam dalam permasalahan pribadi. Lantas apakah masalahku ini pantas untuk aku pikirkan di saat yang lain sedang kesulitan? membahasnya saja aku tidak berani. Aku telan semuanya sendiri. Tapi, ketika aku mulai mual, perutku penuh dan tidak bisa menampung lagi, muntahkan saja. Ada saatnya, aku harus berbagi. Tidak semua harus dilalui sendiri.
Beberapa kesulitan yang aku rasakan, aku usahakan untuk menyelesaikan semuanya dengan berani. Masih dengan kegiatan yang sama, aku mencoba mencintai diriku dengan sangat bahagia. Kadang ucapan terima kasih dari teman, menjadi sebuah energi. Keberuntungan selanjutnya, aku memiliki teman yang baik. Walau banyak yang bilang teman kerja adalah bukan teman. Hanya sebatas kenalan yang dipertemukan dalam waktu dan ruang yang sama untuk mencari penghasilan. Tapi teman-temanku ini adalah orang-orang yang aku syukuri kehadirannya. Meraka memang bukan teman main, tapi mereka menerimaku dengan pelukan, yang bisa bersama menertawakan kesedihan, yang selalu berlari mengejar pengajuan, yang selalu sambat dan tertawa dengan candaan yang linear. Bahkan dalam titik lelahku, mereka ada memberi kekuatan.
Lelah memang pasti dirasakan dalam setiap fase kehidupan. Tapi selama tau apa yang diharapkan, aku percaya Allah akan selalu memberi kekuatan. Begitu juga dengan pertemuan. Entah kapan pertanyaanku dan pertanyaan kebanyakan orang ini akan terjawab. Kekuatanku hanya satu, yaitu percaya. Aku percaya bahwa takdir tidak pernah tertukar. Ada yang tetap bertahan, ada yang pergi, dan ada yang datang. Kita hanya butuh yakin dengan apa yang akan terjadi kedepan adalah hal baik yang Allah pilihkan.
Permasalahan tahun ini mungkin lebih terasa kompleks dibanding tahun-tahun sebelumnya. Aku berpikir apa karena kedewasaanku juga tumbuh beriringan? apa karena rasa sabar dan cara berpikir seharusnya sudah lebih panjang dan matang? dan sesudah kesulitan ada kemudahan, harus selalu ditanamkan. Aku harap itu benar, dan semoga aku selalu dikuatkan untuk bisa menguatkan orang-orang yang aku sayang.
Setelah dipikir, ternyata sudah sejauh ini. Aku bangga dengan diriku sendiri. Tetaplah berpegang teguh kepada kebaikan, tetaplah berdiri di tengah kebermanfaatan. Belajarlah untuk terus mengisi kekosongan. Rawat dirilah sebagai bentuk cinta kepada apa yang telah kau punya. Percaya dirilah, dan tidak perlu malu selama tidak berbuat kesalahan apalagi melakukan kedzaliman. Beranilah dalam menghadapi hal baru dan dalam setiap pengambilan keputusan. Kamu berhak memilih atas apa yang membuatmu bahagia.
Komentar
Posting Komentar