Anomali Bungsu Selalu Manja
Semua orang Indonesia pasti engga asing dengan sebutan 'bungsu' atau anak paling kecil atau paling muda dalam sebuah keluarga. Gue juga anak bungsu. Mungkin kalian yang menjadi anak bungsu ngerasain hal yang sama. Umumnya orang-orang punya kategori sendiri yang mendeskripsikan bagaimana anak bungsu ini, seperti "Oh anak bungsu, pasti manja deh" atau sifat-sifat seperti pemikirannya engga pernah dewasa, engga bisa jauh dari orangtua, engga mandiri, susah diatur, atau selalu main-main terus. I think it's not good.
Padahal anak bungsu selalu menjadi anak yang gampang banget buat diminta tolong oleh orang-orang dikeluarganya. Terlebih kita harus memiliki sifat sopan terhadap orang yang lebih tua, dan anak bungsu selalu menundukkan kepala sambil bilang iya kalo disuruh ke warung, misalnya. Sifat manja itu emang ada, tapi gue rasa keluar hanya pada saat tertentu. Biasanya nih ya, kalo lagi jalan-jalan pasti anak bungsu sering banget ngerengek minta sesuatu dan biasanya orangtua pasti engga tegaan.
Jangan lupa bahwa hakikatnya setiap orang itu tumbuh. Termasuk juga anak bungsu. Pertumbuhan yang dibarengi perkembangan itu pasti ada untuk setiap orang (di luar ada orang yang memiliki kelainan atau penyakit, i'm sorry). Jadi ketika ada orang yang bilang anak bungsu selalu manja. Gue engga setuju! Ketika masih kecil (semaksimalnya Sekolah Menengah Pertama) mungkin semua keluarga pasti memusatkan perhatian pada anak bungsu mereka, tapi itu wajar bagi gue. Gue masih maklum kalo dibilang manja, ya karena orangtua pasti emang bakalan lebih memikirkan hal apapun bagi anak bungsunya ketimbang kakak-kakaknya yang dianggap sudah dapat menentukan pilihannya sendiri. Anak sulung sekalipun kalo masih kecil pasti jadi pusat perhatian orangtuanya kok. Iya kan?
Seiring perkembangan fungsi akalnya pasti anak bungsu juga mikir, bagaimana dia akan hidup ke depannya. Jadi predikat manja itu hanya cocok bagi anak kecil. Baik anak pertama, kedua, sampai yang jadi anak terakhir pokoknya. Kalo anak bungsu udah mulai memasuki SMA, kelewatan namanya kalo dia masih terus manja. Masa iya makan aja harus disuapin? :(
Sekali lagi soal manja, banyak yang bilang bahwa anak bungsu susah jauh dari orangtua. Gue rasa itu juga kurang tepat. Gue satu-satunya anak yang milih kuliah di kota orang, at least gue jauh dari rumah dan orangtua gue. Padahal kakak-kakak gue engga ada yang keluar dari kota sendiri. Sampe sekarang gue baik-baik aja. Entah kenapa gue ngerasa juga gue punya keberanian buat jadi mandiri dan engga menggantungkan diri selalu sama orangtua gue. Selain itu, gue jarang banget homesick, toh gue rasa masih ada media sosial yang bisa menghubungkan koneksi gue dengan keluarga. Mungkin ya.. memang ada beberapa anak bungsu di luar sana yang engga bisa jauh dari orangtuanya. Tapi please jangan menyamaratakan sesuatu yang engga sama.
Terkait dengan semua sifat anak bungsu yang orang deskripsikan sama, gue rasa itu cuma anomali belaka. Intinya, ini semua balik lagi dengan pembentukan karakter dari kecil si anak. Bukan perihal anak bungsu atau anak sulung. Kehidupan dan pengalaman setiap orang jelas tidak akan sama. Tergantung juga bagaimana perlakuan orang tua, keluarga, saudara-saudaranya, dan semua itulah yang nantinya akan membentuk karakter, akankah anak bungsu akan tetap manja atau menjadi anak yang selalu memiliki pemikiran dewasa dalam menentukan pilihan hidupanya.
Komentar
Posting Komentar