Pelukan Pagi yang Hangat
"Fa, ayo cepat... udah gerimis!" aku menarik tangan Alifa lalu mengajaknya berlari menuju rumah yang paling nyaman. "Untung kamu larinya cepet ya, Za." "Iya dong. Aku kan atlet, atlet lari dari masalah." aku tertawa diikuti oleh sabahat di sampingku yang sedikit kebasahan. Aku melirik jam tangan, "Masih jam 9 pagi" gumamku. "Ayo kita masuk." "Ayo." langkahku mengikuti Alifa di belakang, yang sebelumnya sudah melepaskan sepasang sepatu untuk disimpan rapi di tempat penyimpanan. Kami memilih duduk di pelataran lantai atas. Terlihat mesjid di pinggir jalan ini sedikit ramai. Banyak orang yang singgah karena tidak mau mengadang hujan seperti kami. "Jadi gimana persiapannya, Aziza?" "Lho kamu ini ngeledek ya, yang mau dilamar kan kamu, ko malah aku yang ditanya persiapan." "Malah karena belum ada yang melamar, jadi kamu harus fokus mempersiapkan diri. Setuju ga?" Alifa menyenggolkan siku kanannya ke t...