Waktu Singkat
Malam ini, aku dengan sengaja memilih berjalan kaki. Mataku menahan tangis, kakiku melangkah dengan berat, dan sepanjang jalan aku mencoba menguatkan hatiku yang sedang penuh amarah. Malam ini, aku tidak bisa lagi menutupi bahwa semua pikiranku penuh akan dirimu. Helaan napas tiap langkahku terasa begitu sulit. Aku memikirkan betapa manisnya cara kamu mendekatiku. Ah memang, betapa merekahnya senyumku ketika kamu memberikan satu atau dua gombalan di tengah kesibukanku setiap hari. Kamu menyapaku dengan selamat pagi. Lantas mengirim pesan hati-hati ketika aku pulang, dan ingin dikabari ketika sudah sampai di rumah. Sederhana, tapi kesederhanaan itu sungguh membuat aku bahagia. Sungguh, aku takut melangkah terlalu jauh. Aku menahan diri tapi juga menikmati. Bahagia ini tidak ingin aku tahan, aku merasakannya, dan ingin terus berkembang. Dengan malu, aku meyakini, aku memang telah jatuh hati. Kepada kamu, yang baru aku kenal dalam waktu singkat. Kepada kamu, yang belum aku kena...