Butuh Ruang Sendiri
Aku tidak berharap dia untuk mengerti bagaimana situasiku sekarang. Walau aku yakin telinganya selalu terpasang dan waktunya selalu mau diluangkan untuk mendengar. Sejujurnya, aku hanya mau membicarakan ceritaku yang rumit ini kepada yang bisa memberikan ketenangan, Pemilikku yang Maha Besar. Entah dia mau menyebut aku egois atau tidak. Tapi dalam hal ini, aku yakin betul semua orang pernah mengalaminya.
Dari sekian banyaknya orang, dia cukup kurang beruntung dipertemukan dengan diriku yang begini. Sering kali jenuh dan menjauh. Apalagi belakangan ini hari-hariku cukup melelahkan. Seringkali aku mengeluh, kemudian menangis atas keluhan yang tidak sebanding dengan nikmat yang aku punya. Untuk berbagi lelah dengan seseorang, tidak terpikirkan. Rasanya itu malah mengkuadratkan rasa lelahku. Entah bagaimana dia, dalam suatu waktu sangat wajar diri ini butuh ruang sendiri. Untuk sadar atau menyadarkan bahwa apa yang aku harapkan tidak bisa selalu menjelma dalam waktu singkat atau bahkan memang tidak akan bisa terwujud demi kebaikan.
Anehnya,
Kenapa keputusan jeda yang membuatku bahagia, malah meninggalkan luka?
Ini bukan salahnya.
Aku menyadari,
Ruang sendiri yang aku bentuk ini, belum siap untuk ditemani.
Komentar
Posting Komentar