Bersama dalam Jarak
Kamu tau, alasan terbesar aku tidak pernah mempertanyakan sebuah pertanyaan seperti,
"Perasaan kamu ke aku tuh gimana?"
Atau
"Kita tuh ngapain aja bertahun-tahun kaya gini, sebenarnya apa yang kamu tuju?"
Aku takut. Aku merasa pertanyaan itu hanya akan menghancurkan pertemanan kita, atau menghentikan semua yang memang sudah berjalan semestinya. Walau sampai hari ini, masih bisa dibilang kita hanya teman di dunia maya. We just met one time. Tidak ada percakapan selayaknya teman saat itu.
Selama hampir tiga tahun ini kita saling mengenal, rasanya sangat jahat jika aku tidak menyadari kehadiranmu. Kamu yang menemaniku cukup lama. Mengisi hari-hariku yang sangat random. Kita saling memberi kabar, saling menyemangati, saling bertukar cerita, dan bertukar sudut pandang dalam menghadapi berbagai masalah. Bahkan ketika aku patah hati dan kamu tidak aku ceritakan soal itu, you stay, kamu malah memberikan dukungan. Kita memang banyak ngobrol, and I like it. You are smart person. I always got insight from you.
Jika disadari, semua hal ini memang sudah cukup jauh. Aku tidak yakin kita bisa berjalan beriringan kedepan. Banyak hal yang aku pertimbangkan, dan itu sulit untuk disatukan. Rasanya akan percuma mempertanyakan hal yang emang engga mungkin kan? Memperjelas sebuah keadaan yang memang seharusnya tidak perlu dijelaskan, hanya akan membuat semakin bingung dan canggung. Maka biarkan saja ini berjalan tanpa arah dan tujuan. Akan aku biarkan, kamu dengan pikiranmu tentang aku. Toh, setahuku, kita hanya bersama dalam jarak yang tanpa usaha ingin kau raih.
Setelah semua kebimbangan yang berhasil aku simpan sendiri selama ini, kamu malah menjauh. Bahkan sebelum aku mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu. Seperti bukan kamu yang dulu. I lose you. I don't know why. Bahkan rasa-rasanya, I always need you, but you don't.
***
Sampai di situ, aku kira kita benar-benar akan menjadi orang yang tidak lagi saling mengenal. Semesta memang selalu mengejutkan. Kau datang lagi, mengirimku pesan. Tapi utuh sudah bercerai. Setelah kehilanganmu, aku sudah terlalu lapang sehingga tidak terlalu bahagia menyambutmu datang. Bahkan, aku tidak lagi tau harus membahas apa setelah kamu memulai percakapan.
Komentar
Posting Komentar