Jujur yang Tidak diperlukan
Sebenarnya, apa yang kamu harapkan dari kejujuran yang kamu ungkapkan, sedang kamu masih terikat dalam sebuah ikatan?
Malam kemarin, aku duduk tepat di belakang punggungmu yang terlihat berat, tapi juga sangat kuat. Kita berbincang-bincang soal birokasi wilayah sendiri, bahkan sampai ke Negeri. Kita pergi karena ada urusan penting, bukan karena sekadar rasa ingin.
Sampai ada moment di mana tidak ada lagi percakapan, yang ada hanya deburan angin malam, serta suara motor yang kita naiki, dan kendaraan lain yang berlalu-lalang. Dan kamu menghancurkan keheningan, dengan mengatakan hal yang tidak ingin aku dengar.
"Aku kagum sama kamu. Kepintaranmu buat kamu makin cantik. Dan jujur, aku suka sama kamu"
Aku terdiam, lalu tertawa.
"Eh serius" katanya cukup meyakinkan.
Aku menghela napas, lalu mencoba menata kata-kata agar tidak menyakitkan.
"Kamu kan punya pacar, aku juga kenal pacar kamu. Engga boleh kaya gitu, kasian pacar kamu"
"Kalo semisalnya aku engga sama dia gimana?"
Aku lagi-lagi menghela napas.
"Engga, engga boleh gitu. Engga ada semisalnya, engga ada, 'kalo gini gimana' 'kalo gitu gimana', yang ada itu hari ini, kenyataannya ya kamu tuh udah sama dia. Kalian udah tujuh tahun, itu bukan waktu yang sebentar. Udah ya, engga boleh gitu."
Dia terdiam. Aku mengalihkan pembicaraan.
Komentar
Posting Komentar