Senyap
Bersamamu, aku belum bisa menemukan aku yang utuh tanpa banyak ragu. Seperti ada pembatas pekat yang tidak bisa aku lihat. Mulai dari ketakutan diri sendiri yang menjeratku untuk tetap senyap. Ada kala hari di mana aku mulai berani, aku ingin jujur. Bisa mengatakan apa yang aku rasakan, tidak menggunakan kata "tapi" dan tidak juga bertepi. Anehnya, aku mencoba memahami dan mendapati banyak alasan yang tidak pasti dan tidak aku mengerti. Aku tidak bisa bohong bahwa menghabiskan waktu denganmu, memang hal yang menyenangkan. Mengenal banyak hal dalam perbincangan. Tapi dalam kesenangan itu, ada pikiran lain yang menggangguku, kapan ini akan usai? Atau boleh jadi, haruskah aku yang menyudahi sesuatu yang belum pernah kita mulai? Dan aku takut sekali dilempar balik pertanyaan yang aku sendiri tidak tau jawabannya. Maka aku memilih diam, walau sebenarnya enggan. Jika bisa dianalogikan, aku adalah senyap yang tidak seharusnya kamu ramaikan. Aku terlalu takut membawamu jauh. Aku ter...