Rasanya, kepedulian lebih membuat aku tidak merasa damai.
Ada hal yang sebenarnya tersimpan tapi tak ingin aku bagikan. Kepada siapapun selain kepada Allah yang Maha Mengetahui. Tapi kadang kepedulian melebihi batas wajar. Atau bahkan seakan orang-orang itu ingin mengetahui secara menyeluruh tentang hidupku. Rasanya, kepedulian saat ini lebih membuat aku merasa tidak damai.
Aku tak bercerita banyak. Aku tak bilang bahwa aku sedang gusar dan lelah, ya walau itu yang sebenarnya sedang aku rasakan. Tapi aku tak ingin berbagi itu. Aku merasa ini hanya untuk konsumsiku sendiri. Mungkin jika nanti aku terlalu lelah menampung ini sendirian, bisa jadi aku akan becerita kepada seseorang. Tapi jika kamu tidak menerima itu, jangan tanyakan kenapa. Harusnya kamu tau, bahwa ada orang lain yang bisa jadi lebih memberikan ketenangan.
Entah ini bentuk ketidaksyukuran aku atau bukan. Memang baik, seakan ingin memotivasi semangatku. Tapi anehnya, solusi-solusi yang hanya omongan belaka itu, menjadikan aku seakan manusia menyedihkan. Manusia yang tak punya harapan. Semangatku tak padam. Aku hanya lelah beberapa jam. Kemudian aku memilah untuk diam sebentar, lantas esoknya aku masih melanjutkan semangat dan meninggalkan kelelahan. Aku masih punya harapan. Selama masih ada doa-doa yang aku panjatkan.
Tapi kenapa, orang-orang itu merasa bahwa aku tak berdaya, dan tak ada yang bisa aku lakukan. Lantas pertanyaanku, sejauh apa kita mengenal?
Kadang, terlalu banyak asupan membuat aku berpikir. Siapa aku ini? Mau apa? Bahkan diri aku sendiri saja masih belum memahami ini semua. Terlalu banyak menjustifikasikan pemikiran orang lain kepada pemikiran diri sendiri. Maka aku memilih tutup kuping. Ikuti kata hati. Jika hati belum yakin. Mungkin sabar untuk beberapa waktu adalah jawabannya.
Aku juga belajar di sini. Tak seharusnya aku sok tau dalam hidup orang. Jangan merasa menjadi sang motivator di kehidupan orang lain yang sebenarnya sedang kau hakimi dengan kesoktauanmu itu adalah pekerjaan hebat. Kamu tidak akan pernah tau, apa yang sebenarnya terjadi. Tak benar-benar tau. Apalagi hanya mengandalkan postingan di media sosial yang bahkan semua orang bisa memposting apapun dan memberi konten yang bahkan dia sendiri bisa jadi tidak pernah melakukannya.
Ayolah. Jangan merasa hebat mengurusi hidup orang. Jangan bersifat begini hanya untuk dipandang dan dibilang "dewasa". Ya walaupun aku sendiri juga tidak tau, sejauh apa kedewasaanku ini sampai bisa menilai orang dewasa atau tidak. Tapi setauku, salah satu kedewasaan yaitu dengan menyelesaikan apa yang telah dimulai. Aku sedang menuju ke arah sana. Tolong mengertilah. Jangan memberi solusi kepada permasalahan orang lain yang bahkan tidak kamu ketahui.
Komentar
Posting Komentar