Beranilah untuk Bercermin!
Tetesan
keringat hampir merembas tubuh ini
Bagai
kabut yang menghilang di siang hari
Aku
tertidur tanpa menyadari
Semua
terlelap dengan sendiri dan berjalan tidak pernah berhenti
Memang,
bagai burung yang tahu apa itu sarang
Tapi
tidak punya nyali untuk keluar
Hari
ini, laksana diri dijatuhi bintang
Seketika
tengokkan tau arah untuk memandang
Aku
mulai belajar lambang bunyi sakral yang tak bisa dimainkan
Berintreaksi
saling mengerti lalu berkeliling dengan kebanggaan negeri
Aku
mulai mengerti ketika bahasa mulai merajai
Diri
dengan bimbang berbaring, sudah tidak ada lagi
Aku
beranikan diri! Menengok mereka seraya bercermin tidak tahu diri dengan bahasa
milik bangsa sendiri, Aku pergi.
Jatinangor,
10 September 2015.
Komentar
Posting Komentar