Essay | ADAPTASI



Setiap makhluk hidup dianugerahi kepekaan untuk membedakan dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, manusia membutuhkan sesuatu dalam kehidupannya sebagai alat untuk memenuhi kepekaan dalam membedakan. Keinginan untuk hidup dapat juga diperoleh dari lingkungan, baik lingkungan biofisik maupun lingkungan sosial.

Cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya disebut sebagai adaptasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adaptasi merupakan penyesuaian diri. Adaptasi ini diperlukan oleh makhluk hidup dibumi, karena setiap lingkungan dibumi memiliki karakteristik sendiri. Misalkan dikutub dan daerah gurun yang terdapat perbedaan suhu yang sangat mencolok.
Lingkungan tempat makhluk hidup berkembang biak disebut dengan habitat. Pada umumnya, makhluk hidup yang sudah beradaptasi di lingkungan tertentu sulit untuk beradaptasi ditempat lain. Hal tersebut dikarenakan sudah adanya penyesuaian dalam diri sehingga akan timbul rasa aman serta nyaman dengan keadaan yang membuat makhluk hidup enggan berpindah tempat.
Kemampuan adaptasi suatu makhluk hidup merupakan gabungan dari faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam ialah faktor bawaan yang terdapat dalam tubuh makhluk. Faktor ini disebut sebagai faktor genetik. Adapun faktor luar adalah faktor lingkungan. Kemampuan adaptasi ini diturunkan dari generasi ke generasi. Adaptasi pada makhluk hidup dikeleompokan menjadi tiga macam yaitu :
1.      Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi ialah penyesuaian bentuk tubuh atau organ tubuh makhluk hidup terhadapa perubahan lingkungan. Kemampuan beradaptasi ini menyebabkan kelestarian makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya. Penyesuaian ini sangat terlihat jelas. Contoh adaptasi ialah jenis dan bentuk mulut pada ikan.
Umumnya bentuk mulut ikan antara jenis ikan satu dengan jenis ikan lainnya berbeda-beda tergantung pada jenis makanan yang dimakannya (Djuanda, T. 1981) dibedakan menjadi empat jenis yaitu :
1.      Bentuk seperti tabung
2.      Bentuk seperti paruh
3.      Bentuk seperti gergaji
4.      Bentuk seperti terompet mulut dapat disembul dan tidak.
Bentuk mulut pada ikan berkaitan erat dengan kebiasaan makan. Ikan yang biasa mencari makan di dasar perairan umumnya mempunyai mulut yang dapat disembulkan, misalkan ikan petek. Sedangkan ikan pemburu mangsa mempunyai mulut yang tidak dapat disembulkan. Bentuk mulut yang melengkung seperti belalai dimiliki oleh ikan Campylomormyrus elephas yang hidup di perairan tawar Kongo, memanjang bagaikan tabung dimiliki oleh ikan cendro yang mendiami daerah pantai dan tabung pendek pada Prognathodes aculeatus yang menghuni terumbu karang.  Pada ikan julung-julung, rahang bawah memanjang seperti paruh sepanjang hampir sepertiga panjang tubuh, dengan mulut terbuka di atasnya. Scaridae mengembangkan suatu struktur dari gabungan gigi depan serupa paruh untuk memotong bongkahan kerang.
Beda halnya dengan tipe mulut, menurut Rahardjo 1985, letak dan ukuran mulut sangat bervariasi, tergantung dari lingkungan dan jenis makanan yang dikonsumsi, sama seperti halnya bentuk mulut. Tipe mulut yang dimaksud ialah :
1.      Tipe terminal, dimana mulut ikan terletak di ujung kepala. Contoh ikan yang memiliki tipe mulut ini ialah pada ikan Nila (Oreochormis sp), Ikan Mas (Cyiprinus carpio), dan sebagianya.
2.      Tipe Subterminal, dimana mulut ikan terletak di dekat ujung depan kepala. Ikan yang memeiliki tipe ini alah ikan kememeh (Johnius belangerii)
3.      Tipe Superior, mulut ikan terletak di bagian atas yang berguna untuk menangkap mangsa yang lewat di atasnya. Contoh ikan yang memiliki tipe ini ialah ikan julung-julung.
4.      Tipe inferior, dimana mulut ikan terletak di bagian bawah kepala, misalnya pada ikan gampret (Gymnura micrura).
Selain itu, contoh lain dari adaptasi morfologi ini ialah perbedaan warna pada ikan yang hidup di air tawar dan ikan yang hidup di air laut. Biasanya ikan yang hidup di laut memiliki warna tubuh yang mencolok atau memiliki warna-warna yang terang dan bervariasi, sedangkan pada ikan air tawar tidak memiliki warna yang terang, lebih banyak memiliki warna yang gelap.
2.      Adaptasi Fisiologi
Adaptasi Fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh suatu makhluk hidup terhadap keadaan lingkungannya. Adaptasi ini tidak dapat dilihat langsung oleh mata, tidak seperti adaptasi morfologi. Karena pada adaptasi fisiologi menyangkut tentang fungsi organ-organ bagian dalam tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya.
Pada adaptasi ini, organ pernafasan yaitu gelembung gas merupakan salah satu contohnya. Pada kelompok ikan tertentu terdapat saluran penghubung antara segmen kerongkongan dengan gelembung gas yang dinamakan duktus pneumatikus. Udara dari luar yang mengandung oksigen dapat masuk melalui mulut terus ke jaringan kerongkongan. Ketika sampai di organ ini udara tersebut akan masuk melalui duktus pneumatikus menuju ke gelembung gas. Gelembung gas berspongi dan kaya akan kapiler darah. Pada keadaan air kekurangan oksigen dan tidak memungkinkan ikan bernafas dengan insang, maka gelembung akan berfungsi sebagai alat bantu pernafasan. Contoh ikan yang menggunakan gelembung udara ialah ikan Arapaima gigas.
Contoh lainnya ialah ikan yang hidup di air asin atau laut lebih pekat mengeluarkan urin daripada ikan yang hidup di air tawar. Ikan yang hidup di air asin mengeluarkan urin yang lebih pekat agar jumlah garam ditubuh ikan tersebut tidak berlebihan. Hal ini, akan mengakibatkan terjadinya keseimbangan dan keberlangsungan hidup pada ikan tersebut.

3.      Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah cara makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya dalam bentuk tingkah laku. Adaptasi tingkah laku ini berhubungan dengan tindakan makhluk hidup untuk beradaptasi atau melindungi diri dari pemangsa atau menghindari bahaya yang mengancamnya. Selain itu juga adaptasi tingkah laku berhubungan dengan kebiasaan makhluk hidup untuk beradaptasi dan mempertahankan hidupnya disuatu lingkungan.
Paus dan lumba-lumba adalah contoh hewan yang memperlihatkan adpatasi melewati tingkah lakunya.keduanya merupakan mamalia air, mempunyai kelenjar susu dan bernapas dengan paru-paru. Oleh karena itu, jika paus dan lumba-lumba akan bernapas, keduanya akan muncul sambil menyumburkan air melalui lubang tiup yang terletak di bagian atas kepala. Pada saat itu, paus dan lumba-lumba menghirup oksigen sambil mengeluarkan air sebagai hasil sampingan proses pernapasannya.
Selain itu, ikan belodok (Periophtalmus dan Boleophthalamus) juga mempunyai adaptasi tingkah laku. Dimana ikan belodok ini hidup di daerah hutan bakau yang mempunyai kebiasaan hidup di luar air yang cukup lama. Seringkali ikan ini menampakkan sebagian tubuhnya di luar air dan membiarkan bagian ekornya saja di air. Hal ini berarti bahwa kapiler darah membantu dalam pernafasan.

Seperti yang telah disebutkan, bahwa makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal ini berlaku pada makhluk hidup di perairan dan di daratan. Adaptasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Bagi makhluk hidup di daratn faktor yang mempengaruhinya ialah suhu lingkungan dimana pada suhu tinggi penguapan pun akan tinggi sehingga akan banyak air yang hilang. Sehingga kadar air sangatlah berpengaruh pula. Untuk makhluk hidup di perairan ada bebrapa faktor yang mempengaruhinya ialah :
1.      Kadar Garam
2.      Intensitas Cahaya
3.      Kedalaman
4.      Kadar Oksigen
5.      Arus Air

DAFTAR PUSTAKA
Djoko Arisworo & Yusa. IPA Terpadu (Biologi, Kimia, Fisika). PT Grafindo Media Pratama. Jakarta.
Rahardjo, dkk. 2011. Ikhtiologi. Lubuk Agung. Bandung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah Aku Seegois Ini?

Perasaan Semu

SayHay